Kamis, 26 September 2013

Endovaskular skill suatu kemajuan penanganan kasus bedah vaskular kedepan..

Bedah vaskular dan endovaskular indonesia | Endovaskular | Bagi seorang ahli bedah vaskular keahlian endovaskular atau endovaskular skill merupakan bagian yang tidak terpisahkan lagi dalam penatalaksanaan pasien secara komprehensif.Dan sejogyanya perkembangan endovaskular yang relatif baru bergulir akan terus berjalan dan mengalami perkembangan sesuai kebutuhan akan perlunya penatalaksanaan kesehatan berbasis teknologi dan alat guna menghasilkan pelayanan yg paripurna kedepannya.


Penanganan endovaskular oleh div bedah vaskular dan endovaskular RSCM jakarta

LUKA PADA KAKI PENDERITA DIABETES


KAKI DIABETIK



            Sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan denyut nadi kaki pada pasien dengan DM. Semua pasien dengan DM diatas usia 50 tahun harus di periksa ankle-brachial index (ABI), dengan ada atau tidaknya ulkus diabetikum. Indeks tersebut diukur dengan menghitung rasio tekanan sistolik tertinggi di ankle dibagi dengan tekanan tertinggi di lengan. Normal ABI  berkisar antara 0,9–1,3 , nilai kurang dari 0,9 menandakan adanya PAD.  Pada DM, atherosklerosis dapat menyebabkan terjadinya kalsifikasi arteri yang berat dan ABI  berada diatas normal (> 1,30). Untuk mendiagnosis PAD itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan TBI (toe-brachial index), yang bila dikombinasikan dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara diagnosis non invasif yang dapat dipercaya. 



Ulkus pada kaki diabetik dapat di bagi atas :
 

Ulkus Neuropati
            Ulkus neuropati biasanya muncul pada sisi plantar dari telapak kaki dibawah kaput metatarsal atau sisi plantar dari jari-jari. Penyebab paling sering dari ulserasi adalah tekanan mekanik berulang saat berjalan yang menyebabkan terbentuknya kalus, suatu lesi preulseratif pada kaki neuropati. Bila dibiarkan menjadi tebal, kalus akan menekan jaringan lunak dibawahnya dan menyebabkan ulserasi. Suatu lapisan keputihan, maserasi, jaringan yang lembab ditemukan dibawah kalus, yang merupakan indikasi untuk dilakukan pengangkatan segera terhadap kalus tersebut. Bila kalus tidak diangkat, dapat terjadi proses autolisis inflamasi dan hematoma yang terjadi dibawah kalus. Hal ini menyebabkan terjadinya nekrosis jaringan, berupa suatu rongga kecil yang berisi cairan serous, memberi penampakan seperti lepuhan dibawah kalus. Pengangkatan kalus menampakan ulkus.

Ulkus Neuroiskemik
            Ulkus neuroiskemik seringkali terlihat pada tepi kaki, khususnya di permukaan medial dari sendi metatarsophalangeal pertama dan diatas sisi lateral sendi metatarsophalangeal kelima. Dapat juga muncul di jari dan dibawah kuku kaki bila kuku tersebut menjadi lebih tebal. Tanda klasik dari preulserasi pada kaki neuroiskemik adalah kemerahan dikulit, yang seringkali disebabkan karena sepatu yang sempit atau bentuk slop, menimbulkan gesekan berulang pada sisi dari kaki. Tanda awal dari ulserasi iskemik adalah lepuhan superfisial yang timbul sekunder akibat gesekan.
            Prinsip amputasi untuk ulkus kaki diabetikum adalah melakukan tindakan amputasi sedistal mungkin. Hal ini mempunyai keuntungan yang potensial dalam mengurangi ukuran dan berat dari alat prosthetik, memperbaiki kapasitas fungsi secara umum dan mengurangi energi yang diperlukan saat berjalan. 
Kombinasi dari proses ulserasi dan sepsis pada kaki iskemia mempunyai risiko tinggi terjadinya gangren, dan penilaian awal terhadap vaskularisasi serta penatalaksanaannya merupakan kunci untuk menghindari terjadinya amputasi mayor. 


Penentuan level amputasi dilihat dari kondisi umum pasien. Besarnya energi yang dibutuhkan untuk mobilisasi sesuai dengan level amputasi. Pada pasien usia tua dengan penyakit penyerta yang komplek, tidak dianjurkan mobilisasi apabila dilakukan amputasi pada level proksimal. Jika pasien mempunyai fungsi kognitif, keseimbangan, kekuatan dan motivasi umtuk mobilisasi, maka level amputasi dilakukan sedistal mungkin pada bagian yang sehat untuk memaksimalkan fungsi. Tetapi pada pasien yang immobilisasi, sebaiknya dilakukan amputasi transfemoral atau disartikulasi lutut karena mempunyai resiko yang lebih rendah     
            Proses penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks, pada ulkus diabetikum membutuhkan suatu angiogenesis, deposisi dari matriks ekstraseluler, kontraksi dan epitelisasi. Luka yang telah sembuh secara ideal mempunyai struktur anatomi yang normal, fungsi dan rupanya.  Luka yang telah sembuh dicirikan oleh adanya perbaikan fungsi dan anatomis, tidak ada kalus atau drainase dan telah mengalami  proses epitelisasi penuh.  Menurut International Consensus on the Diabetic Foot 2003, batasan dari sembuh adalah epitelisasi yang terjadi tanpa eksudat atau epitelisasi yang dapat dipertahankan dalam waktu 28 hari. 


 Oleh : Mulawardi

 

Rabu, 18 September 2013

Ada yang tahu Visi bedah vaskular itu apa ....?

Bedah Vaskuler dan endovaskuler indonesia


V    :  Visioner

A    :  Aktual

S    :  Simpatik

K   :  Kharismatik

U   :   Unggul

L   :    Loyal

E   :    Edukatif

R   :   Ramah



                                                    the visioner team of vaskuler indonesia

Minggu, 15 September 2013

Jalan-jalan ke pulau tidung kepulauan seribu ....melepas penat.


Bedah vaskular dan bedah vaskular indonesi | Traveling ke Pulau Tidung kepulauan seribu week end 14-15 september 2013 | Setelah capek beraktifitas senin sampai jumat dengan rutinitas dengan perencanaan yang mendadak dan dengan lobby dan fasilitasi dari salah satu atase pariwisata dari kedutaan besar negara sahabat dan melalui pendekatan dari dr fauzi spb maka perncanaan untuk berlibur akhir minggu dapat kita realisasikan.

Sabtu pagi sesuai rencana pada jam 07.30 setelah kumpul di div bedah vaskular dan endovaskular RSCM kami Dr Dedy G Pratama SpB (K)V , Dr Jaka SpB , Dr Vendri SpB , Dr Mulawardi SpB , Dr Fauzi SpB dan Dr Ramzi A Spb bergerak ke ancol melalui pelabuhan marina ancol dengan tiket yang telah di ambil menuju ke kapal fibre yang akan membawa kami ke Pulau tidung kepulauan seribu jakarta.



Jumat, 13 September 2013

Selasa, 10 September 2013

2 cara terbaru penanganan varises dengan sayatan kecil di div bedah vaskular jakarta


        

VARISES 

Merupakan kelainan vena superfisial, ini adalah berupa pelebaran diameter (dilatasi) lumen pembuluh darah vena dan yang berjalan berkelok-kelok sedemikian rupa sehingga penyakit ini bukan hanya menimbulkan masalah gangguan kosmetik saja tetapi juga dapat menimbulkan  masalah gangguan fungsi tungkai yang lebih serius.

Terapi minimal invasif pada varises :


1.      Endovenous Ablation
Terapi menggunakan alat Radiofrekuensi, yaitu semacam kawat panjang yang dimasukkan ke dalam lumen vena safena (endoluminal), akan menimbulkan kerusakan dinding dan katup vena safena (ablasio) oleh pengaruh panas yang membakar yang dihasilakan arus listrik (thermal electrocoagulation) kerusakan yang terjadi adalah pada sel-sel, jaringan kolagen mengalami kontraksi dan menimbulkan karbonasi sehingga darah vena mengalami koagulasi. Menyebabkan vena safena menghilang dan tidak dapat ditemukan lagi dengan ultrasonografi selama 2 tahun.

2.      Endovenous Laser Treatment atau EVLT.
Dengan memasukkan sinar laser melalui alat yang dimasukkan ke dalam lumen vena safena yang juga menimbulkan efek koagulasi, kerusakan/kontraksi kolagen sehingga terjadi kerusakan dinding vena dan katupnya.



tanpa cahaya di bawah kulit lipat paha terpasang di ujung alat . lampu ini dapat di atur hidup terus menerus atau kedap kedip untuk memudahkan identifikasi posisi tips dari  alat laser.

Sabtu, 07 September 2013

Kuliah umum Prof Frans Moll tentang pengalaman operasi Endo vaskular Aneurisma repair di divisi bedah vaskular RSCM

Liputan kuliah umum prof moll dari holland dengan riwayat pengalaman menggunakan minimal invasif endovaskular surgery di belanda. hal ini dapat di lihat dari untaian kegiatan pada foto- foto berikut ini :


Tampak Mayor Dr Agnes SpB diantara prof mool dan supervisor metronic tool from itali ..baloona



Saat memberikan kuliah umum mengenai kasus EVAR yang dilaksanakan di RSCM oleh ahli bedah vaskuler dan endovaskuler . Prof moll terlihat berdiskusi dengan peserta dan sangat setuju dan kagum dengan kemampuan tim EVAR divisi bedah vaskuler RSCM.


Prof moll tengah mempresentasikan kasus evar yang dilakukan beliau dan tengah diskusi serius dengan Dr Alex Jayadi Utama SpB (K) V di ruang pertemuan divisi bedah RSCM / FK UI dengan pemberiaan kenang-kenangan dan cendera mata juga buat kepala bag bedah 

Posting by dr ramzi a spb

Demo penggunaan laser terapy pada pasien varises oleh tim bedah vaskular RSCM jakarta

Bedah Vaskular dan endovaskular Indonesia | Endo Vaskular Laser Therapy | EVLT merupakan salah satu pilihan terapi penanganan varises yang relatif aman dan dapat dilakukan dengan pembiusan lokal saja , dengan memberikan hasil yang baik. Pada moment ini dari tiga pasien yang dilakukan tindakan laser terapi semuanya dapat dilakukan dengan baik dan hasil yang didapat sungguh sangat memuaskan.


Foto pasien terakhir yang baru dilakukan beserta seluruh tim demo . tampak pasien sudah dapat berjalan dan berdiri sesaat setelah operasi . Terlihat kedua tungkai  pasien setelah di operasi di pasang medical stocking dan pasien langsung bisa pulang berobat jalan.